Di Korea terdapat
lagu rakyat tradisional yang di sebut “minyo”. Salah satu dari minyo
yang sangat terkenal ialah Arirang. Oleh karena itu sangat disenangi dan
sangat melekat di hati bangsa Korea, maka Arirang dapat di sebut lagu
kebangsaan Korea yang ke-2. Rakyat Korea menyanyika lagu ini dalam
setiap detik kehidupan mereka.
Kom Yon-kap, seorang sarjana sejarah dan
ahli lagu rakyat telah berkelana selama 7 tahun keseluruh pelosok Korea
dengan tujuan untuk mengumpulkan lagu jenis Arirang yang terdapat di
Korea. Beliau mengatakan bahwa di Korea terdapat kurang lebih 2.200
jenis Arirang. Diantara lag-lagu tersebut terdapat persamaan isi, yaitu
mengandung berbagai ungkapan perasaan yang dapat ditemukan dalam diri
manusia, seperti cinta, benci, senang, sedih, marah, dan sebaginya.
Sekitar tahun 50-an dan 60-an, Chungson
Arirang adalah salah satu Arirang yang sangat popular saat itu. Apabila
kita menilik isi lagu tersebut, dapat di ketahui bahwa bangsa korea
tidak menginginkan Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950. Mereka
ingin perdamaian antara Korea Selatan dan Korea Utara. Lagu ini juga
bisa dinyanyikan oleh para pekerja, misalnya para petani ketika mereka
bekerja di sawah atau ketika sedang mengumpulkan hasil panen. Juga para
peenun sangat mengemari lagu Chungson Arirang.
Diantar 2.200 jenis Arirang, terdapat 6
jenis yang paling serin di nyanyikan sampati sekarang. Yang termasuk
ke-6 itu adalah “Bonjo Arirang” , “Kyungki Arirang” ,”Chungson Arirang” ,
“Kangwondo Arirang” , “Milyang Arirang” , dan “Jindo Arirang”. Keenam
Arirang ini berasal dari propinsi yang berlainan. Bonjo Arirang dan
Kyungki Arirang berasal dari Propinsi Kyungki termasuk ibu kota Seoul.
Kangwondo Arirang dari Propinsi Kangwon. Chungson Arirang dari daerah
Chungson, Propinsi Kangwon. Milyabf Arirang dari daerah Milyang,
Propinsi Kyungsang dan Jindo Arirang dari Pulau Jindo yang terletak di
Pantai Selatan.
Mengenai asal usul Arirang masih di
pertanyakan. Dr. Yang Ju-dong alm, seoang sarjana kesustraan Korea
berpendapat bahwa asal usul Arirang dari “Hyang-ga” yaitunyanyian yang
terdapat pada masa Dinasti Silla. Kemudian, dalam “Chungson Byulgok”
yaitu salah satu jenis sajak kuno terdapat kata seperti “yalli yalli
yallang sung yallari yalla”, yang mirip dengan pengulungan kata yang
dapat ditemukan pada lagu Arirang, yaitu “arirang arirang araryo”. Bukti
lain yang memperkuat pendapat Dr. Yang Ju-dong ialah tidak terdapatnya
kata “Arirang” dalam buku-buku Korea kuno yang ditulis sebelum tahun
1880.
[diambil dari buku berjudul “Mengenal Kebudayaan Korea 1” Penerbit Nam Yang Sa Seoul, 1988]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar